Wednesday, December 26, 2012

my holiday wish list

Posted by rismawid at 2:39 PM 0 comments
Hey you know what, for this holiday of new year, i have 4 days working holiday.
To fill in this holiday i just wanna :

1st day
  • go to unique place by train
  • take a picture
  • listen music
  • drink a cup chocolate
  • share all the things
2nd day
  • spent the day in the garden
  • read a book
  • write something
  • take a picture
  • sleeping under the sky
  • sleeping on the grass
  • drink yogurt
  • share all the things
3rd day
  • watch movie
  • go to sky building
  • enjoy the night waiting new year celebration
  • drink a beer
  • eat rhum chocolate
  • share all the things
4th day
  • take a rest in the room
  • listen music
  • share all the things

Tuesday, December 25, 2012

Where are your creativity?

Posted by rismawid at 12:29 PM 0 comments

Couple LDR
W : Minggu depan kita belanja bahan-bahan sushi ya?
M : emm ga tau, ga janji
W : *gondok

W : Minggu depan aku kesitu ya?
M : Ga bisa, aku mau ke ini
W : yaudah minggu depannya lagi ya?
M : emm ga tau
W : *menghela napas

W : kamu kapan mau ke tempat aku?
M : ga tau aku sibuk
W : ya di schedulin dong, masa sibuk terus sih!
M : ya gimana lagi, emang aku sibuk
W : *mewek

W : taun depan ke Sabang yuk?
M : ga ah kalo mahal
W : ga kok aku nemu tanggal murah, sama kaya ongkos ke Lombok, tanggal sekian.
M : ga bisa, aku ke semeru udah beli tiket
W : *nelen ludah

W : How's your day?
M : still boring
W : *mengirim pesan-pesan penghibur

W : Hari ini pulang malam?
M : engga
W : oh, sekarang udah mau pulang?
M : udah
W : *sabaaar emang dia begitu

W : eh tau ga, tadi aku begini begini begini *told something that she has done.
M : hmm
W : *astaga tuhan sadarkan pacarku ini

barusan itu sedikit contoh saja beberapa percakapan yang yaaa standard orang pacaran lah, kalau dilihat dari intensitas dan kreatifitas, tampaknya sang Man kalah kreatif sama si Woman. W selalu memulai percakapan lebih dulu, W juga selalu mikirin hal-hal menarik agar saat bertemu selalu meninggalkan kesan "ga biasa" sementara si M lebih banyak jawab semaunya dan cenderung membosankan. Tapi si W ini ga pernah showing kalo dia kecewa, sedih, marah, apalagi mengeluh terang-terangan. Dia lebih banyak bersabar, dia terus menyekolahkan hati dan pikirannya untuk terus belajar memahami sang pacar. Baginya cinta bukanlah accounting dimana debet & credit harus balance. Adilkah ini?

Sunday, December 23, 2012

I've been passed 2012

Posted by rismawid at 8:53 PM 0 comments


Ga tau kenapa, gue males banget deh ngomongin pencapaian di 2012. Ga bijak sih emang kalo gue bilang ga dapet apa-apa di 2012. Banyak hal mengharu biru di 2012, dan huh rasanya malas mengingatnya. Gue serasa nge repeat hidup gue di 2009, dan udah ketebak banget 2013 ini gue akan mengalami masa-masa 2010 gue. Edan betul-betul di luar ekspektasi gue.

Little things in 2012 that I've been passed
  • Jan, itu kerjaan kantor gue dari akhir taun sibuknya nyambung sampe bulan March. Bulan ini dilewati dengan bekerja, bekerja dan bekerja, nyaris tak punya hari libur.
  • Feb, sempet recovery relationship sama si gembol, ritual wajib tahunan ngunjungi Jemanii Resto "candle light dinner". Di bulan ini juga gue escape dari kesibukan kantor menempuh 9 jam perjalanan ke Purwokerto, Batu Raden bareng temen-temen kantor, it was nice memory.
  • March, Gue terpaksa cabut dari kantor lama gue, bukan dipecat tapi semacam dipecat, 2 taun saja gue bertahan disitu. Ga perlu lah gue explain alesannya, takutnya ga sengaja ada bos baru gue baca blog gue kan gawat!! Pokonya sangat menyedihkan dan mengharu biru. Di bulan March juga gue melepas penat trip ke Lombok sebagai pengangguran, next week abis dari Lombok lanjut ke Tidung, ngitemin badan lah mayan, sama ngabisin tabungan. Oia di awal bulan ini juga gue sempetin attend di live concert Roxette sama gembol, seneng banget deh.

Wednesday, December 19, 2012

Cerpen Koran Mingguan

Posted by rismawid at 10:28 AM 0 comments
Teknis Standar Pengiriman Naskah
 
Hal pertama yang harus diperhatikan seorang penulis sebelum mengirimkan cerpen/puisi ke suatu media adalah kecenderungan tema cerpen/puisi yang biasa dimuat oleh media tersebut. Biasanya sejalan dengan visi dan misi media.
Majalah Ummi, Tabloid Nova, tentu tidak akan memuat cerpen dengan tema remaja yang lagi patah hati dengan gaya tutur gaul seperti loe, gue, apalagi memuat kisah peri hijau dan cinderella. Begitu pula Majalah Bobo, mustahil menerima cerpen dengan tema keluarga dan rumah tangga.
Naskah diketik dalam MS Word, kertas A4, Times New Roman 12, line spacing 1.5, maksimal 10.000 karakter termasuk spasi—tergantung media, disimpan dalam format RTF (Rich Text Format), dan dikirim via file attachment.
Jangan lupa di bagian akhir naskah cantumkan nomer rekening Anda untuk pengiriman honor—jika dimuat, NPWP (nomor pokok wajib pajak—bagi yang sudah punya), alamat email, dan nomer hp.
Pada subjek email untuk pengiriman cerpen ditulis CERPEN: JUDUL CERPEN .
Tulis pengantar singkat-padat-jelas pengiriman cerpen pada badan email. Dan, akan lebih baik jika dalam pengantar ditegaskan tentang lama status cerpen yang dikirim.
“Jika setelah DUA BULAN cerpen ini belum dimuat, maka akan saya kirim ke media lain….”
Selesai.
Tarik nafas dalam-dalam, ucapkan syukur karena telah menyelesaikan sebuah cerpen/puisi dan mengirimkannya ke media. Berdoalah semoga layak muat dan dikirim honornya jika dimuat. Amin.
Dan, teruslah (belajar) menulis kreatif lebih baik lagi!
.
Selatan Jakarta, Gatsu 52-53 Lt.14
17 Januari 2012 09:29 WIB
.
Contoh pengantar pengiriman.
.
Dari : Saroni Asikin
Kepada : sastra@jawapos.co.id Jawapos
Dikirim : Kamis, 15 September 2011 5:25
Judul : Cerpen STRIPTEASE DI JENDELA–Saroni Asikin
.
Semarang, 15 September 2011
Kepada
Yth. Redaktur Cerpen Jawa Pos
di tempat.
Dengan hormat,
Bersama ini saya kirimkan sebuah cerpen saya bertajuk “STRIPTEASE DI JENDELA” (dalam Lampiran). Saya sangat berharap cerpen ini Anda baca dan kelayakan pemuatannya sepenuhnya hak Anda. Atas pembacaan dan pertimbangan Anda, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Saroni Asikin
saroniasikin@yahoo.co.id
Tlp. 081390317733
Rek Mandiri Pati 1350005188246 a.n. Saroni Asikin

sumber : http://lakonhidup.wordpress.com/

Monday, December 17, 2012

Judas

Posted by rismawid at 8:06 PM 0 comments
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku"
kalimat tersebut tentu tidaklah sulit diterjemhkan. Kau bersamaku, aku tak meragukanmu, namun kau menjualku.

Berulang kali aku sadarkan diriku, tidaklah benar aku percaya terhadapmu. Berulang kali pula aku terkecoh dan tak meyakini betapa kau menikamku. Berulang kali aku dibuatmu celaka. Kau tahu, aku tetap berusaha meyakinimu, karena diriku bukanlah manusia yang mengandalkan intuisi untuk suatu urusan. Jika bukan kau yang berkata "Ya memang aku menikammu", maka ketahuilah teman, aku akan tetap percaya terhadapmu.

Sebodoh itukah aku?

Kau pernah menangis tak ingin melepas kepergianku, kau pun mengunjungiku. Kau tahu teman, lara yang kau ciptakan sungguh terasa melekat dihatiku. Beberapa kali aku merindukanmu, meneteskan lara yang sama ketika rindu itu mengamuk. Tapi teman senyum manismu, hangat pelukmu dan tangis kehilangan akan aku pada akhirnya tergerus kepalsuan. Congkak dan ucapmu-lah yang pada akhirnya menunjukkan dirimu.

Masa lalu, dahulu, beberapa waktu yang telah kita lalui, aku sudah tak ingin mengingatnya lagi, bahkan teka teki tentang kasihmu yang busuk sudah tak mau aku cari kebenarannya.

Teman... intuisiku kali ini melonjak-lonjak minta diperhatikan, akal sehat dan etika tetap aku suguhkan terhadapmu walau aku memutuskan kita tak usah berteman lagi. Pesan terakhirku di inbox-mu akan sangat membuat kau mengerti dan tersadar, "aku tak sebodoh itu"

SC... senyummu tetap manis teman, namun pelukmu sudah kurasakan dingin, sedingin ciuman Judas ketika memjual Isa.

Tuesday, November 27, 2012

Pensiun jadi buronan

Posted by rismawid at 4:36 PM 0 comments
Pagi-pagi sekitar jam 6 pagi di hari Sabtu, emak gue udah mulai berisik bangunin seisi penghuni rumah, especially gue!! Apaan sih mak, masih pagi di hari libur pula. OUCH!! nyaris lupa, gue punya hajat hari ini. Yep yep urgently priority di akhir bulan Nov "Gue mau test bikin SIM" yes A lisence, orang-orang bilang sulit lho mblo test nya, emak gue bilang "udah lah teh nembak aja, ga perlu nunggu cape-cape". Dengan semangat juang menjunjung birokrasi yang jujur gue tetap memilih jalur test.

Ok, jam 7.30 gue dan nyokap beserta si kecil sasa sampai di Polres, manusia-manusia berbaju cokelat itu lagi pada apel ga tau upacara, akh ga peduli juga gue. Gue dan nyokap langsung bikin surat keterangan sehat dari klinik di dekat Polres. Mobil gue parkir di depan klinik karena gue berasa grogi harus parkir di dalam Polres.

Gue dan nyokap juga si kecil sasa terpaksa jalan kaki ke dalam area Polres. Belum 50 meter berjalan dari gerbang Polres, tiba-tiba bapak setengah tua berseragam cokelat manggil-manggil dari pintu salah satu ruangan di Polres. Gue samperin dong itu bapak-bapak, namanya JAHADI, dia tanya :
"Mau kemana?"
"Mau bikin SIM pak"
"Mau test? bikin SIM ga gampang neng, nunggu lama, belum kalau ga lulus harus ngulang lagi, buang-buang waktu"
Gue sedikit kesel tuh saat itu, maksudnya apa sih ni orang tua, dia seolah menghina konstitusi nya sendiri, dengan merendahkan birokrasi yang selama ini sudah berjalan.
"Maksudnya apa ya pak?"
"Yaa saya cuma mau bantu aja, daripada capek-capek test, lebih baik lewat jalur cepat aja, tapi biayanya lebih mahal, neng tingal bayar 350ribu, abis itu tingal poto aja"
"Trus SIM nya bisa jadi kapan pak?"
"Kalau ga ada halangan bisa hari ini, ga bisa dipastikan"
hmmm males gue, roman-romannya tukang tepu nih.
"Ah engga deh pak makasih, saya mau test aja, tempo hari saya test SIM C juga lulus murni"
"Ya silahkan kalo mau capek"
Tampang Pak Jahadi langsung berubah kecut, tanpa basa basi langsung balik badan ninggalin gue dan nyokap, dasar ga sopan!

Sampai di lokasi, gue langsung daftar dan nunggu panggilan buat ambil nomor test. Gue dapet nomor test 36 gelombang III, gue langsung cek schedule time gelombang III, Schedule terpampang di depan loket registrasi, gelombang III SIM A pukul 10.00. Yaa seperti biasa lah waktu Indonesia bagian karet jeprut, gue masuk ruang AVIS untuk ujian teori jam 11.50 ngaret nyaris 2 jam.

Di dalam ruangan ada 1 orang polisi, 1 orang polwan, dan 2 orang peserta ujian 9gue dan ga tau siapa). Ujian pun dimulai, total soal ujian ada 30, syarat kelulusan adalah bisa menjawab dengan tepat minimal 18 soal. Setiap soal diberi waktu 60 detik. Smua soal pilihan ganda, menjawab soal cukup dengan menekan tombol ABC di meja ujian.

Soal ke-30 sudah terjawab, saat itu juga result test langsung keluar, dan taraaaammm gue ga lulus hahahaha gue cuma bisa jawab 10 soal saja. Dengan tampang males gue nyamperin si polisi ujian namanya Pak ANWAR, buat nanya jika mau mengulang minggu depan, prosesnya bagaimana? Si bapak ini bukannya menjawab pertanyaan gue malah balik tanya,
"Mau jadi sekarang ga SIM nya?"
"Ya maunya sih gitu, tapi kan saya ga lulus, harus ngulang lagi minggu depan"
"Kalau mau jadi sekarang 350ribu, ga usah test"
Mati gue, ni orang mau ngeruntuhin lagi idealisme gue.
"Sebentar ya pak saya mikir dulu"
Akhirnya gue keluar ruangan, berfikir sebentar dan dengan menyesal gue balik lagi menemui Pak Anwar dan membayar 350ribu untuk SIM A tanpa test.

Ga sampai 1 jam SIM gue jadi, semua proses berjalan sangat cepat. Beberapa polisi yang tadi rada sengak dan jutek tiba-tiba pada ngobral senyum dan gue betul-betul dipermudah segala sesuatunya, bahkan formulir biodata saja gue cuma disuruh tanda tangan. Gila memang tapi gue kali ini ga berani koar-koar idealisme, karena dengan menyesal gue sudah sedikit sama dengan mereka. Rasanya sungguh beda ketika gue dengan murni lulus test untuk SIM C (I proud to be myself) tapi kali ini dengan 350rb gue dinyatakan lulus mendapat SIM A (Brock of Risma). Ya gue disudutkan pada kondisi yang serba kepeped, sesegera mungkin gue harus megang SIM A, jika tidak gue terus-teruan jadi buronan operasi Lalin.

Polisi Melayani Masyarakat.
Melayani siapa? Masyarakat yang mana?

Monday, November 26, 2012

Menengok seberang Batam

Posted by rismawid at 3:43 PM 0 comments
Hello my blog, nih gue pingin cerita pengalaman gue kemarin pas nengok seberang Batam, tau dong itu dimana? itu lho yang orang-orang pada bangga kalo photo di patung singa putih yang lagi jekpot.

Ini nih patung yang gue maksud, tuh kan ada orang begaya juga disitu, maklum deh dia udik.
Gue sebagai manusia udik yang baru pertama kali liat negara orang, alias baru kali ini pasport gue ada stamp imigrasinya, gue menilai Sg jauh lebih maju dari negeri gue tercinta. Oia sorry dulu ah, ini gue bukan mau share itinerary ya, gue ga inget secara detil kemarin pergi ngapain aja, kemana aja, lewat apa aja, habis duit berapa. Gue disini curhat aja ngeluarin pendapat gue tentang si Trading Country itu.

Sekilas liat di peta, ini negara gedenya paling segede Jakarta, tapi ada juga yang bilang Sg betulan segede kotanya para Bonek, katanya sih itu udah dapet ngitung base on luas wilayah Sg secara de facto. Well intinya ini negara secara letak geografis, luas wilayah dan kekayaan alam, jauh banget deh sama negeri gue tercinta Indoseia Raya. Tapi friend ketahuilah masyarakat disana seperti sudah terbentuk menjadi manusia-manusia berbetis konde, secara ya kemana-mana itu ditempuh dengan kendaraan umum yang banyak ngabisin jalan kakinya.

Beberapa angkutan umum mereka yang gue tau, MRT, Bus, Taxi. MRT itu kereta listrik, tapi rel nya bawah tanah gitu, keren sih kalo menurut gue yang udik gini, secara di negeri gue ga ada yang kaya gituan. Trus bus, ya pada tau lah ya bus itu jalannya dimana, ga beda-beda jauh kok sama di negeri gue tercinta, yang membedakan ya liat aja deh pict nya. Terusnya lagi Taxi, ga aneh lah ya taxi itu, almost every late gue selalu terpaksa merogoh kantong lebih banyak untuk sang taxi menuju kantor, yang membedakan cuma type mobil dan tarif nya kali ya.

Untuk MRT gue ga sempet ambil pict nya, bukan apa-apa, dengan gue ga bisa operasikan mesin ticket MRT aja udah cukup bikin gue malu dan terlihat kampungan banget, apalagi ditambah gue moto2 itu kereta, duuuh malu banget deh. emang sih ga ada yang kenal juga, tapi malu aja gue sama diri sendiri.

Nih kalo bus, gue sempet ambil pict nya, secara lagi jalan di trotoar kan ga apa-apa lah, orang lain juga ada yang poto-poto. Ga jauh beda sama bus PPD Jakarta 45 blok-M, 43 Priuk, atau P41 Pancoran, yang membedakan itu unit mereka bersih, terawat, AC dan sangat layak pakai. Bayar bus ini sama kaya MRT pake card system. Udah gitu, semua bus dan taxi ga ada yang berhenti di sembarang tempat, semua selalu berhenti di halte, disiplin banget deh lalin nya, saat itu gue tiba-tiba teringat ketika bus P41 melaju dijalur busway dan nurunin penumpang dijalur busway juga yang notaben ada di ruas jalan paling kanan, sementara si penumpang harus nyebrang ke trotoar ruas kiri, nyebrang jalan arteri tanpa lampu merah dan jembatan penyebrangan di ruas jalan Mt. Haryono itu betul-betul mengancam jiwa. Gue sih berani jamin di Sg pasti ga ada yang kaya gitu.
kebetulan bus yang lewat yg 2 tingkat
For taxi, no significant difference, so gue ga tertarik take pict buat taxi.
Okay, pujian gue buat ni country, The awesome of Sg are their public transportation, they are very clean and discipline" bagaimana tidak, bayangin deh perempuan-perempuan dress up, ngecling plus high heels, pada nge bis, pada nunggu di halte, pada jalan kaki menuju halte or MRT station, bahkan expat-expat disana pun yang bule-bule gitu juga pada pake public transportation. Gue sebagai orang udik yang biasa dengan kopaja, metromini, angkot dan busway ga bisa berhenti muji, betapa Sg maju jauh meninggalkan negeri gue tercinta.

Sg, hampir setiap sudut kotanya menjulang gedung-gedung pencakar langit dengan design yang ciamik deh, konon katanya arsitek dan designer-designer nya itu banyak juga yang dari negeri gue tercinta, nih salah satu sudut kotanya di daerah Raffles yang terdapat patung Merlion si singa putih lagi jekpot, ini kawasan bersih banget, teratur banget, sedap dipandang juga walau gedungnya segambreng tapi tata letaknya ga bikin sumpek. Disitu banyak juga gedung-gedung dan museum yang cukup terkenal namanya, tapi karena gue ga aware jadi gue ga memaksakan diri mengingatnya.


Mungkin Raffles itu kalau di Jakarta adalah kawasan Sudirman atau SCBD kali yak, lingkungan perkantoran dan boleh dibilang pusat perekonomian. Setiap malam di Raffles ini ada pertunjukan nembak-nembak lampu ke berbagai arah jadi semacam atraksi cahaya gitu lah, sayangnya gue ga sempet liat itu pertunjukkan karena badan dan perut sudah tak bisa kerjasama lagi, lelah sangat.

Marina Bay on the night
Rafless on the night
Nah ngomong-ngomong soal perut, gue beneran ga cocok sama masakan Sg, rasanya kare. makanan yang bisa lidah gue terima dengan baik cuma masakan di warung Hj. Maemunah, itu masakan Indonesia dan enak pula, abis itu Burger King deh yang paling bisa diterima dari semua junk food yang ada.

Dan setelah bicara perut, pasti ga jauh ke oleh-oleh. Honestly gue betul-betul bingung karena yang barang-barang ataupun makanan yang dijual di pusat oleh-oleh di Sg, semuanya berlabel made in Malaysia, made in China, jadi yang made in Sg nya gue ga nemu.

Untuk urusan makanan, oleh-oleh, culture dan alam. Negeri gue tercinta masih menang segala-galanya. Tapi untuk urusan infrastucture, teknologi, disiplin dan kebersihan. Negeri gue tercinta seolah ga layak dibandingin sm Sg, karena betul-betul jauh perbandingannya.

Oia satu hal lagi, negeri gue tercinta ini ramah tamahnya juara. di Sg masyarakatnya kurang friendly dan pada ga suka ngobral senyum, udah gitu pada autis sama gadget/smartphone masing-masing.

Trip gue kemarin destinasi nya ga banyak, karena kurang persiapan mengenai itinerary udah gitu di Sg hujan terus. Gue cuma mengunjungi Raffles, bermalam di Bugis, sedikit jalan-jalan di Arab street, dan hunting oleh-oleh di Little India, habis itu back to Changi Airport. Tapi at least gue udah bisa operasiin mesin card ticket MRT kalo-kalo besok kesana lagi, hahahaha dasar kamseupay.

 

Saturday, October 27, 2012

Bye Menny

Posted by rismawid at 5:57 PM 0 comments
Oct 20, 2012 my last day driven this car.
Entahlah rasa kehilangan itu ada ketika si pembeli mengelurkan si menny dari halaman rumah kami membawanya keluar, menjauh perlahan mulai tak terlihat sampai belakang mobil sudah tak tampak lagi. Bulir-bulir panas menggenangi bola mata, hangat namun tak tercucur. Banyak memori terukir bersamanya, teganya dirimu ketika aku mengemudi seorang diri kau buat aku kelabakan di jalan tol dengan ngadat ga mau melaju, mogokmu saat nanjak jembatan memberikan sumbangsih kemacetan beberapa KM, alarm mu yang suka tiba-tiba menyala sudah membuatku cukup bersabar menahan malu, AC mu yang ngadatan selalu membuatku mandi keringat, setir mu yang berat naujubillah membuatku harus dipijit seminggu 2x. Tapi kenangan manis pun tak kalah banyak, memilikimu sungguh nano-nano rasanya.
Bye bye Menny, semoga majikan barumu lebih berduit dari kami, hingga kau dirawat dan kembali cantik.


Monday, October 15, 2012

my quarter of century

Posted by rismawid at 9:36 PM 0 comments
holaaa lohaaa, 7th of Oct, yay is my birthday.
my hometown is a silent witness for my great momories.
Sudut utara kota Bandung, so romantic. Gue ga pernah ngira hari itu sangat melampaui ekspektasi gue saat gue memutuskan send invitation to him. Gue pikir yaa standar lah smuanya, standard dinner, standard cake, standard gift, also standard night.
The actual i was wrong, really wrong!!! semua standard2 yang gue pikir akan terjadi ternyata sama sekali ga terjadi.

Dimulai dari jalan-jalan sore ke atas Sersan Bajuri, just wanna show him mayan place and cold weather, he liked that place, ga sengaja juga dapet langit keren pas jam2 nya sunset.

  
Turun ke Setiabudhi mulai meler-meler, lanjut ke rumah sosis, nyam nyam sosis enyaaak, gue ga take poto di rumah sosis krn udah mulai menggigil keginginan, lebaaayyyy

Yang gue pikir standard dinner ternyata hmmm special dinner.
 
Sierra cafe & lounge
Great panorama from Sierra balcon
Malam pergantian tahun tiba, 24.00 lewat ga tau berapa menit, cake pun di prepare.
ini yang bikin gue speechless, large strawberry cake with 25 candles and with birthday greetings. he said "Hapi birthday Kurim sayang" unpredictable hey!!!
seumur-umur jarang banget dia manggil gue sayang or say that he sayang gue. itu kejadian langka!!
sayang sekali cake ga sempat di take picture :(

And the finally, he gave me a gift, with polkadot box.
Gue betul-betul ga ngira isinya sesuatu yang gw idam2kan dan belum juga kesampean gue beli.
Original Real Madrid Jersey 2012-2013 season



Dia ternyata perhatian juga setiap kali gue ke toko Adidas dan ngelus2 tu jersey, gue ga pernah sedikit pun terbesit dia bakal beliin gue itu jersey tim kesayangan gue. Ternyata aktualnya.... *big hugh for you dear*

Lebay mungkin kalo orang tau betapa gue bahagia banget dengan serangkaian kejadian yang terjadi di 6-7 Okt. Tapi buat gue ini birthday paling special sepanjang hidup gue.
2 hal yang sangat melampaui batas ekspektasi gue yaitu, birthday greetings dan birthday gift.

My beloved gembol
 Semoga Alloh menjodohkan kita. Amin.

Wednesday, September 5, 2012

Big dream

Posted by rismawid at 9:15 PM 0 comments
This is not just a dream, this is a big dream.
Ya, i proud to be myself.
maybe i'm not a doctor, or a lawyer, i'm just a jongos, but i have a big dream.
sometimes i'm afraid to start make this dream come true.
i spend many days, many nights, just thinking please riss dont be scare.
go ahead go ahead, you must be brave and serious.

Saturday, August 18, 2012

My dream of Rapunzel's

Posted by rismawid at 2:54 PM 0 comments
Rapunzel's
Reading and coffee
Men & Women stuff
Children house
Lounge & mini bar (football lovers must be in)

logo : wanita berambut panjang

Friday, August 10, 2012

Kunang-kunang di temaram malam

Posted by rismawid at 10:21 AM 0 comments
KEPARAT!!!
"Miskin gue ga semiskin lu gigolo sinting!!!"
"Tahan Ray, please gue mohon"
Ia menjerit-jerit seperti sedang kesurupan.
***
Seteguk terakhir aku habiskan untuk menghangatkan tubuh. Malam ini sangat temaram. Sedikit mengkhayal mendapati kunang-kunang disini. Khayalan bodoh. Tentu saja setiap hari yang kudapati adalah kunang-kunang. Sinar yang terpancar begitu bening dan berbau harum, hilir mudik berterbangan melewati batang hidungku, sesekali kuhisap dalam-dalam aroma kunang-kunang yang mengerling. Harummu membuat degub jantungku memompa liar. Sepasang mata ini lekat-lekat menikmati panorama kunang-kunang namun aku tetaplah aku, jangankan untuk berlari menangkap kunang-kunang, terpikir mengejarnya pun tak pernah kuijinkan. Setiap hari hanya diijinkan menelan ludah.

"Bir satu bang"
"Silahkan mba"
"Nebeng duduk ya"
"Boleh mba silahkan"

Duduk saja tak akan saya tagih kok mba, bila perlu birnya saya ga kasih harga mba. Saya ikhlas kios rokok butut ini mba duduki lama-lama. Pria sinting bergumam dalam hati, padahal menatap wanita saja tak berani.

"Ratih"
Wanita pembeli bir ini menyodorkan tangan. Apa ini artinya ia mengajakku berkenalan?
Sedikit bergetar kuberanikan membalas sodoran tangannya.
"Ray. Raymond"
Ucapku sangat terbata-bata.
"Raymond? keren amat nama lu. Tapi ga sekeren rejekinya ya?"
Ratih menatap langit lalu meraih lenganku yang sedari tadi mematung dibawah lampu jalan diatas trotoar.
"Becanda Mon. Eh Ray maksudnya. Duduk sini temenin gue"
Rasanya aku tak perlu berfikir panjang, aku putuskan akan duduk disamping Ratih.
"Nunggu dijemput mba?"
Aku memberanikan diri memulai percakapan
"Emm bukan. Gue nunggu dihajar"
Nada bicara Ratih begitu santai tanpa beban.
"Akh mba Ratih ini suka becanda"
Ratih melirikku dan tersenyum.
Dewa yang agung wanita disampingku manis sekali. Baunya harum, tak bosan aku menghisapnya. Apakah ini kunang-kunang? Bolehkan aku. Ah tidak aku kan hanya diijinkan menelan ludah.

Pukul 02.00 lewat tengah malam. Sebuah mobil sedan hitam berhenti tak jauh dari kiosku, kira-kira 20 meter. Ratih berdiri meletakkan uang 50.000 di pangkuanku.
"Semoga rejekimu kelak sekeren namamu"
Bisiknya sambil berlalu dari hadapanku. Kini indera penciumanku sedang bermanja-manja dengan bau harum yang Ratih tinggalkan. Seketika saja aku tersadar, apa ini artinya pertemuan pertama sekaligus terakhir dengan Ratih?

3 orang pria keluar dari mobil, salah satunya menghampiri sekumpulan orang pinggiran yang sedang mengemper di emperan ruko-ruko sepanjang trotoar jalan Mangga besar. Kuperhatikan Ratih berjalan ke arah 2 pria yang bersenderan di sedan hitam yang terparkir di pinggir trotoar. Malam mulai meniupkan nafas-nafas dingin menusuk tulang, jaket lusuhku sudah benar-benar tak bisa lagi menahan terpaan nafas malam. Dan entahlah malam ini terasa sangat dingin dan temaram.

"BANGSAT!!!"
Banci lu semua!!!
Suara perempuan dari jarak 20 meter. Tak salah lagi itu suara Ratih. Aku berlari menghampiri keributan yang sedang berlangsung di tepi jalan di balik mobil sedan hitam.
"HENTIKAN!!!"
Pekikku mencoba melerai penganiayaan yang mereka lakukan terhadap Ratih. Ratih sudah tersungkur diatas aspal jalan, darah bercucuran dari hidung dan pelipisnya, kedua pria biadab ini masih saja melancarkan tendangan-tendangan keras ke arah perut Ratih. Ratih tak bergeming, ia diam saja menutup perut dengan kedua tangannya. Aku mencoba menahan serangan kedua pria biadab ini, belum sempat aku berhasil, tiba-tiba seseorang meraih pundakku dari belakang. Aku tersayat, aku ingin muntah. Dari dalam perut seolah ada dorongan kuat yang harus aku muntahkan. Aku terjatuh, menggelepar di samping Ratih. Semua kekacauan pun terhenti.

Dingin malam tak lagi terasa. Aku kian hangat. Ratih tertunduk menangis disampingku. Sedan hitam sudah berlalu. Orang-orang pinggiran yang sedari tadi diam kini mulai berdatangan. Tak seorang pun berani menyentuhku. Aku hanya jadi salah satu hiburan mereka di tengah malam dingin yang temaram.

"Kenapa ikut campur urusanku bodoh?"
"Gigolo sinting itu ayah dari janinku.
"Gue bersumpah dia harus mati demi sekaleng bir yang udah gue bayar tadi."
Ratih, air matanya deras mengalir berjatuhan di pipiku. Aku semakin hangat. Dan si kental merah padam ini mulai menggenang, menciptakan kehangatan di sekujur tubuhku.
Ratih, bau harumnya perlahan menghilang. Aku sepertinya sudah dingin atau bahkan hampir membeku.
Lampu jalanan tak lagi menyala, nafas malam tak lagi mempermainkanku. Begitu juga kunang-kunang, tak lagi berterbangan melewati batang hidungku.
Bau harum Ratih sudah benar-benar hilang. Tiba waktuku untuk tidur panjang. Aku tak akan lagi menelan ludah.

Saturday, August 4, 2012

The Power of Labil

Posted by rismawid at 4:10 PM 0 comments
Damn Damn Damn!!!!
ini apa coba, belum apa-apa udah marah-marah aja! hmmm bikin males.
okelah Minta maaf sama otak, hati dan jari gue.
Nyaris 2 bulan gue ngerasa ga nyaman sama dunia gue, bukan karena dunia yang goes round faster than blitz, tapi gue ngerasa aneh aja gitu, ngerasa asing, sendiri, sepi, dan restless. Yihaaa lagi-lagi restless, tapi kali ini restless nya bukan karena tiap hari dapet wedding invitation, kali ini kurang lebih karena di diri gue yang sudah seperempat abad ini masih menyisakan setetes dua tetes kelabilan. WTF labil.

Jari gue sudah tertata pada tempatnya, A S D F J K L : itu artinya gue siap menumpahkan apa saja yang ada di otak dan hati. Ya dan otak gue pun mulai memerintahkan jari gue untuk mulai menari diatas keyboard. sang jari pun menari, beberapa kata bersambut menjadi kalimat, berafiliasi menjadi paragraf. Tiba-tiba diam, gue seolah ada di suatu tempat kosong, gue ga tau itu dimana, gue semacam menemukan bayangan diri gue di cermin besar. She is not me!

Apa sih yang gue tulis? apa itu Fade in Fade out? apa itu Intercut? itu Ext, Int, apa sih? Ya lu bener Ris, itu script. Bantingkan badan ke sandaran kursi, menutup muka dengan kedua telapak tangan. "Ya Tuhan kenapa sulit sekali" terlalu malas belajar kah? terlalu malas membaca kah? terlalu malas berfikir? malas berfikir keras tepatnya. Atau jangan-jangan gue emang ga ada kompetensi untuk menyusun script yang jika dikontrak satu production house aja bisa meraup Rupiah yang lumayan.

Kiran berlari menuju Raka, seketika saja ia menghambur memeluk Raka, isak tangis yang sulit ditekan membuat suasana semakin haru. Tanpa bertanya Raka mengelus-elus kepala Kiran. "Ogi banci Ka" sepenggal kalimat Kiran hanya membuat Raka semakin tak mengerti.
Itu apa lagi Ris? ini ceritanya gue lagi bikin basic story yang nantinya mau gue buat scriptnya. Tapi gue bingung kenapa malah jadi bikin cerpen? basic story itu semacam sinopsis, tapi gue malah bercerita panjang lebar melupakan fungsi yuridis dari basic story. Sulit ternyata. Why did i give up easily?

Sawarna, orang menyebutnya The Hidden Paradise, seperti apa surga yang tersembunyi itu? Dengan 1 ransel beralas sandal gunung, tanpa banyak berfikir aku pun memulai perjalananku menuju Desa Sawarna.
Oooh ceritanya Risma mau coba jadi travel writer. Not bad miss, yang seperti itu lagi marak belakangan ini, mungkin kesempatan di muat di majalah lebih besar daripada berdarah-darah membuat cerpen, mengirimkan ke redaksi majalah sana sini, menunggu dan menunggu tanpa ada hasil, dan konon katanya bayarannya pun tak seberapa.

Friday, July 13, 2012

Choose the second one, really?

Posted by rismawid at 10:46 PM 0 comments
If you love someone at the same time, choose the second one, because if you really loved the first one you wouldn't have fallen for the second
--Johnny Depp

Ini Johnny Depp bisa aja bikin kalimat begitu, yes you damn right sir.
Bisa jadi quote di atas itu memang betul, tapi ga jarang juga orang berkata "ga seperti itu ah".
whatever lah mau berpendapat apa, toh negara kita sudah menjadi negara demokrasi bukan? katanya itu juga. Okelah saya disini bukan mau ngomongin negara demokrasi. sedikit menumpah ruah sepotong pengalaman.

Beberapa tanggal sudah terpenggal, melewati liuk lekuk jalan hidup. Ketika bertemu jalan tol, bebas hambatan tentunya, asal bukan tol Jakarta - Cikampek saja. Sepertinya datarnya hidup sangat terasa, saat itu ekosistem sangat terjaga keseimbangannya. Senada, searah, mengalir tenang tak menghasilkan percikan yang begitu berarti. Itulah rutinitas saya setiap hari semenjak 3 bulan yang lalu membawa kembali koper-koper semangat juang yang kalah karena ilusi. Mengulang pagi setiap hari, ditelan kesibukan tuntutan bertahan hidup, kembali saat gelap, sedikit santapan, lalu menuntaskan hari di dalam kamar bisu berkawan lelah dan gundah. Lumayan membosankan bukan? tentu saja, dan saat itu saya sempat menjerit-jerit dalam hati protes terhadap Tuhan, kenapa Ia tak pernah memberi saya sesuatu yang membuat saya merasakan hidup yang hidup? saya nyaris berfikir bahwa Tuhan sepertinya lupa kalau dia pernah menciptakan saya. Sampai ketika saya dipertemukan kembali dan saat itu Tuhan menjawab jeritan hati saya.

Menunggu saya belasan tahun sejak duduk di bangku SMP. Bukan ironis, tapi merasa sedikit hiperbola saja, tapi juga sedikit membuat degub-degub aneh. Saya sudah bukan kanak lagi, rayuan seperti itu terkesan murahan. Tanpa berniat memikirnkannya, rayuan murahan itu mendesing terus-terusan di ingatan. Gawat tampak mulai memecah kosentrasi. Ok saya wanita dewasa tak mungkin goyah hanya dengan rayuan murahan. Idealisme mencoba menghibur diri.

Sunday, June 17, 2012

Posted by rismawid at 5:42 PM 0 comments
Soulmate getting lost in the beach.

next line, whew

Friday, June 15, 2012

Kembalinya Nika

Posted by rismawid at 9:13 PM 0 comments

  Raka terkejut, ia terus berlari sampai senja keemasan itu menelannya.

“Kenapa wajahmu murung sekali Nika? Sedang bersedih?”
Ibuku selalu bisa menangkap air mukaku, bagaimanapun aku menyembunyikannya.
“Tidak bu, aku hanya sedikit kelelahan selepas bermain tadi.
“Yasudah sekarang mandi dan lekas istirahat, nanti ibu buatkan susu cokelat hangat kesukaanmu.

Mandi adalah hal yang paling aku benci. Aku tak suka bertelanjang. Tapi ibu selalu menyuruhku mandi, mandi dan mandi. Apa bagi ibu jika tidak mandi berarti dosa? Ah ibu andai kau bukan ibuku pasti aku akan melawanmu. Tak taukah kau bahwa aku sangat tidak menyukai tubuhku ini?

Sejak aku masih menyatu dengan tubuhmu, kau sudah tahu bahwa aku akan lahir begini. Bercak-bercak hitam yang menyerupai sisik di sekujur tubuhku membuat aku jijik jika melihat tubuhku bertelanjang tapi kau tetap saja mengajakku singgah di dunia ini. Tidakkah kau berpikir bahwa akulah yang akan menanggung semuanya kelak?

Sunday, June 10, 2012

Di Blok-S Kuhabiskan Malam demi Malam

Posted by rismawid at 1:35 PM 0 comments
ini tu lanjutan dari cerpen sebelumnya "Di blok-S kuleburkan perjakaku"

"Jadi istri saya dan bayi didalamnya sehat kan dok?"
"Tentu saja pak Doni, istri anda sepertinya tau betul bagaimana mempersiapkan diri menjadi seorang ibu".
"Iya dok, istri saya memang cerdas, lain dengan saya"
"Akh pak Doni ini terlalu merendah, bisa memberi istri kado paling berharga apa itu tidak cerdas pak?"
Pembicaraan dua orang lelaki dewasa pun ditutup dengan tawa. Seraya Isni keluar dari ruang periksa di temani sang suster, kami pun berpamitan pada pak dokter.

8 bulan lagi aku akan menjadi ayah. Astaga perasaan suka ini begitu hebat bergemuruh di hati. 2 tahun kami menikah akhirnya Tuhan mempercayai kami dengan menitipkan makhluk mungil yang sekarang sedang bersemayam di perut Isni. Kupandangi Isni lekat-lekat, ku elus-elus perutnya yang sebetulnya belum buncit, karena usia kehamilannya baru menginjak 4 minggu. Terima kasih Isni, kau telah menyempurnakan hidupku.

Saturday, May 26, 2012

Aku bukan negara

Posted by rismawid at 8:46 PM 0 comments
Lagi, lagi, lagi, dan lagi. Janji, janji, janji, dan janji lagi. Satu kali pun tak ada yang kau tepati, dalih-dalih kebetulan, lagi-lagi kau ingkari janji. Janji lagi, ingkar lagi, marah lagi, bertengkar lagi, berkali-kali tak ada habisnya. Aku bukan negara, kita tak terikat secara perdata ataupun pidana, lalu kenapa aku meuntutmu berjanji. Bodoh. Bodoh bukan main aku, untuk apa aku berbuat begitu? kau bukan siapaku, tak ada hal ihwal apa pun yang mengikat kita. Kau berhak menggunakan waktu dan inginmu sesuka hatimu. Lalu kenapa aku harus marah ketika kau ingkari janji yang kutuntut darimu? Ah tolol sekali aku.

Coba tegaskan padaku, kita memang tak terikat apapun bukan? tak kusangka aku sebodoh ini, bertahun-tahun memposisikan diri sebagai negara dan punya peraturan hukum. Lalu kau warga negara yang diwajibkan mengikuti semua hukum yang berlaku di negaraku. Ingin lari meninggalakan planet ini rasanya jika ingat betapa bodohnya aku.

Sunday, May 20, 2012

di Blok-S kuleburkan perjakaku

Posted by rismawid at 11:28 AM 0 comments
"Tanggal 23 bulan depan gue merid sob"
serentak kawan-kawanku menjawab "WHAT??? kenapa begitu mendadak? lu tekdung ya?"
"Enak aja, kaga lah. Bokap yang nyuruh, ga tau lah gue maunya mereka gitu ya gue nurut aja apa kata orang tua. Nyokap bilang sih itung-itung sekalian syukuran karena akhirnya gue lulus sidang juga walau makan waktu nyaris 6 tahun. Tau sendiri syarat gue buat kawin ya ijazah sarjana gue. Padahal abis lulus juga gue tetep kelola cottage-cottage bokap di Lembang, ga bakalan gue nyari kerja."
"Ok gue ga bisa nongkrong lama-lama nih, biasalah kalau kata orang tua, gue lagi dipingit. Tapi weekend ini gue masih joint kok bareng kalian".
Tanpa menghiraukan tanggapan teman-teman, aku pun melengos begitu saja tanpa kupikir ulang apa yang baru saja aku janjikan kepada teman-teman.

Isni pacarku, gadis cantik dari kampus seberang. Sudah 2 tahun yang lalu mendahuluiku meninggalkan kampus, dia lulus sebagai salah satu lulusan terbaik di jurusannya dan mendapat pekerjaan di perusahaan Forwarding milik Belanda di bilangan Jakarta selatan. Isni sangat mapan, hidupnya nyaris tidak ada yang kurang, dia cantik, tubuh semampai, kulit bersih, rambut hitam agak bergelombang, dengan mata agak sipit dan lesung pipit di pipinya membuat dia makin terlihat manis. Selain kesempuranaan fisik yang ia punya, ia pun cerdas dan dewasa. Isni sangat komunikatif, wawasannya luas, dan memiliki kepribadian yang baik. Siapapun akan merasa sangat beruntung jika memiliki Isni, dan akulah si pria beruntung itu.

Saturday, May 19, 2012

Buku nikah Miranti

Posted by rismawid at 12:24 PM 0 comments
Perilaku dan kebiasaannya normal saja, tidak ada yang salah dengan rumah tangga mereka. Malam untuk tidur, pagi terbangun kembali, makan, bekerja, menonton tv, mengobrol alakadarnya. Malam pertama mereka lakukan sebagaimana pengantin pada umumnya, mereka basah dalam desah, menggeliat dalam pekat nikmat, bertaut untuk memadukan dua tubuh menjadi satu. Kala itu bahagia pun membuncah pada puncak senggama mereka.
"Lalu apa yang ibu permasalahkan? Aku bahagia menjalani hari-hariku yang penuh dengan pengulangan dan pengulangan yang tak tahu kapan akan berubah".
Begitulah perlawanan Miranti terhadap ibunya yang ia bilang, hanya ibu yang bisa menundukkan seribu pria untuk menghujaninya dengan lembar demi lembar rupiah.

Zul hanya sibuk mencari nafkah, tak ada hari yang tak ia lewati dengan bekerja, hari minggu sekalipun akan ia habiskan dengan bekerja di rumah, ia akan berada di ruang kerjanya berjam-jam, dan kalaupun ia tak bekerja, ia akan habiskan dengan tidur seharian dan memanjakan dirinya sendiri dengan caranya sendiri. Bukan bersama Miranti. Kendati demikian Miranti tetap tunduk pada suatu buku yang ia punya yang dikeluarkan KUA lima tahun lalu. Buku itu memenjara ia dari kebahagiaan, mengambil hak-hak ia sebagai seorang manusia utuh, ia hanya hidup untuk buku itu, ia seolah lupa bagaimana rasanya bahagia, ia hanya mau menjalani hari demi buku itu.

Sunday, April 29, 2012

Terima kasih

Posted by rismawid at 9:19 PM 0 comments
Katanya ia mengerti akan tulisanku.
Bagiku itu saja sudah lebih dari cukup. Asal ia tak bosan membaca setiap tulisanku, maka ia akan tahu betul betapa aku sangat memaknai kehidupan yang tercipta setelah kehadirannya. Pesan demi pesan yang terkandung didalamnya kuharap bisa melapangkan hatinya dan membuatnya mengerti bahwa aku tak lagi ingin beradu ego dengannya, tak lagi ingin menebar kebencian di hati masing-masing. Aku hanya ingin make a good some memories.

Katanya lagi jam enam ia ada acara dengan teman-temannya.
Sejak kami berjauhan, aku tak pernah memintanya melaporkan kemana ia hendak pergi dengan siapa ia hendak jumpa dan akan pulang jam berapa ia? Bukan karena aku tak peduli, tapi aku tak ingin membuat hidupku dan hidupnya repot, aku pasrahkan pada yang maha kuasa. Aku yakinkan diriku mempercayainya, aku yakinkan diriku bahwa ia akan menjaga hati kita. Dan sepertinya ia memang menjaga hati kita, aku sungguh terenyuh dengan sikapnya yang mencoba menanamkan benih kepercayaan. Terima kasih, aku akan merawat dan memberinya pupuk agar tetap terjaga dan tumbuh subur.

Kita sudah tak dekat lagi tapi kau selalu menguatkanku dengan kata-kata "kita tetap bisa bertemu, aku akan mengunjungimu". Terima kasih atas waktu dan tenagamu. Terima kasih kau tepati janjimu.


Tuesday, April 24, 2012

Karyawan baru

Posted by rismawid at 11:12 PM 0 comments
Tak ada yang bisa dilakukan. Enam puluh menit berlalu hanya bolak balik menatap sumber angin yang tepat berada di kepalanya, kemudian menatap lenganya yang menampakkan bulu-bulu halus yang sedari tadi tegap berdiri seperti duri bunga kaktus. Diperhatikannya lembaran-lembaran buku agenda yang menganga diatas mejanya. Lembaran demi lembaran mengayun, menari-nari tertiup angin dari atas kepalanya.

Sembilan puluh menit berlalu, hidungnya mulai menghasilkan suara-suara bising dan mulai bercucuran. Jari-jarinya yang lentik mulai memijat-mijat keningnya. Tak kuasa lagi ia pun bergegas ke cermin. Kaget bukan main, ia dapati wajahnya pucat pasi layaknya mayat hidup, kulitnya mulai mengering dan mengelupas di beberapa tempat. Parah! jangankan mengerjakan hal penting, membuat nyaman dirinya sendiri pun ia tak mampu. "Rasanya ingin kututupi semen saja cerobong udara penyejuk ini, apa harus separah ini nasib karyawan baru?" gumamnya dalam hati.

Monday, April 23, 2012

Harapan

Posted by rismawid at 8:36 PM 0 comments
Ini adalah tempat tinggalku. Memang bukan rumahku. Tapi aku merasa memiliki segenap nyawa dari tempat ini. Aku menata hidupku disini. Aku menemukan jati diriku disini. Aku menyayangi hobiku disini. Aku melabuhkan cintaku pun disini. Susah payah aku berjuang menemukan arti dari kenyamanan disini. Tetesan keringat demi keringat, kucuran air mata dan lara telah senyawa denganku. Duka kerap menyelimuti, luka menyayat setiap saat. Namun aku tak gentar untuk terus berjuang karena tawa, senyum, dan manja selalu menghasilkan gemercik semangat betapapun terlukanya aku. Bermodalkan gemercik-gemercik semangat yang menyirami padang tandus keheningan lelahku, Aku teruskan berjalan melewati setiap racun dan duri yang dihasilkan mawar hitam, karena aku yakin mawar hitam itu akan kembali memerah dan mewangi pada jam delapan malam. Suara bel berbunyi, langkah kaki menaiki setiap anak tangga kian terdengar, daun pintu pun diraihnya dan dibukanya dengan teguran Hai....

Sungguh aku tak berbohong. Aku akan sangat merindukan tempat ini beserta seluruh isi dan kenangan yang tak sengaja terukir disekitanya. Namun doaku kali ini bukan lagi ingin diberi kesempatan kembali, tapi aku ingin memiliki semangat itu lagi dimanapun aku berada. Aku telah yakin aku ingin melunakkan batu keras itu walau hanya setetes demi setetes, asalkan kau tak berpindah ke mawar yang lain.


Thursday, April 19, 2012

I love myself "part I"

Posted by rismawid at 2:18 PM 0 comments
Belajar bikin cerbung

Minggu depan Rifki menikah, damn!! enam bulan yang lalu pria ini terang-terangan gue tolak mentah-mentah cintanya. Sebulan kemudian sahabat baik gue Ami menuju pelaminan juga, oh Tuhan belum genap enam bulan Ami dan Tio pacaran, tapi... sudahlah kebahagiaan untuk Ami, gue pun akan bahagia. Tiga bulan sebelumnya gue juga dapat invitation wedding ceremony dari pria yang pernah mengisi hari-hari gue tapi gue sia-siain dan gue tinggalin demi pria yang sekarang jabatannya masih pacar gue. "Maaf Aidil aku ndak iso dateng, kantorku sibuk luar biasa". Dengan dipoles sedikit bumbu-bumbu dusta sms pun dikirm pada Aidil, ga masalah lah bohong dikit yang penting dia ga tau kalau gue agak shock dan ga kuat malu kalau harus menghadiri pernikahannya. Bukan karena masih cinta tapi betul-betul tak punya keberanian untuk muncul dihadapan mama papanya Aidil. Secara dua setengah tahun yang lalu mama papa Aidil bertanya untuk memastikan apakah gue sudah yakin terhadap putranya. Dengan percaya diri gue jawab "Iya bu Insya Alloh saya yakin". Tapi kenyataannya dua bulan kemudian putra ibu saya sia-siakan, maaf.


Siang ini seperti biasa matahari selalu melakukan sale dimana-mana membuat hati gerah dan otak terbakar, tiba-tiba saja manusia itu duduk disebelah meja kerja gue, mau apa lagi ni orang ditengah suasana gue yang panas membara deket-deketin gue, minta dibakar kali ya. Entahlah ya sama makhluk yang satu ini gue suka males dideketin, dia tuh selain suka rese, ganjen pula.

Sunday, April 1, 2012

Fajar yang nikmat

Posted by rismawid at 9:36 AM 0 comments
again my cerpen

Kidung itu hilang begitu saja ketika tanpa disengaja ia melihat sosok seorang kawan lama. Hanya kawan lama padahal. Tapi bisa memperbaiki suasana hatinya yang sedari pagi sudah dirundung mendung. Kawan lama ini rupanya tau betul bagaimana memperlakukan wanita, mungkin itulah sebabnya ia masih saja melajang di usianya yang hampir menginjak 35 tahun.

Diam-diam Tiani menyimpan kecewa demi kecewa, tanpa pernah bisa ia jabarkan, kenapa harus kecewa diam-diam? hatimu seluas apa bisa menyimpan kecewa begitu banyaknya? Tiani hanya menggeleng. Mahameru sempurna bagiku, aku tetap ingin mendakinya walau harus kecewa diam-diam. Fajar itu sudah dinikamati banyak wanita, dia terlalu nikmat. Aku tak mau dia. Biaralah aku setia pada beribu-ribu kecewaku.

Monday, March 19, 2012

Impas

Posted by rismawid at 5:39 PM 0 comments
Cerpen lagi

Hati ini bersorak soray ketika aku tahu aku berhasil, 6 bulan yang lalu dia menikungku dan menusukku tanpa ampun. Tanpa aku tahu sebabnya dia tega berbuat demikian terhadapku. Aku menjual darahku untuk menopang hidup semanjak aku berhasil dia usir dari pekerjaanku. Aku bersumpah dia harus membayar semua derita yang sudah dia ciptakan untukku. Hari ini dia sudah melunasi hutang-hutangnya kepadaku.

Wanita laknat itu tak lagi merasakan bahagia utuh, miom yang tumbuh bersama janinnya tumbuh lebih sehat daripada janinnya, dia melahirkan bayi mati, seketika itu juga foto serta rekaman aku bercinta dengan suaminya tak terlewatkan aku kirim bersama seikat bunga lili putih yang dia suka. Silahkan kau resapi dalam-dalam hadiah dariku, hadiah atas kelahiran bayimu, hadiah atas diangkatnya rahimmu, serta hadiah hancurnya pernikahanmu. Aku menjual darah demi menopang hidupku, kau jual hatimu demi karirmu, aku anggap kita impas, silahkan lanjutkan hidupmu yang suram dengan sisa darah ditubuhmu.

Saturday, March 10, 2012

I eat Marie & Per

Posted by rismawid at 9:36 PM 0 comments
Sabtu, March 03, 2012 at MEIS Carnaval Ancol
Salut ga bisa berhenti berdecak kagum, Marie Fredriksson di usianya yang hampir 59 tahun masih bisa on perform, walaupun udah ga selincah dulu. Begitu juga dengan Per Gassle sesuai dengan namanya bukan Per kalau ga mental-mental kaya per. Sedikit ada penyesalan dalam diri mungkin tak lama lagi gue akan kehilangan mereka, duo sweden yang gue cintai.

Ketika mereka masih hot-hot nya, saat itu usia gue belum ada genap 5 tahun. Era-era keemasan mereka ga sepenuhnya bisa gue nikmatin, kini keduanya sudah semakin berumur ga mungkin lagi bisa menciptakan suasana live concert dikala mereka masih pada era nya, terutama Marie, tapi tak masalah performa kalian kemarin cukup membius gue berhari-hari stay tune your album in my iPod
LOVE YOU ROXETTE
semoga kalian panjang umur.




I love this leather jacket



Sunday, March 4, 2012

Jl. Riau 11

Posted by rismawid at 11:27 PM 0 comments
Cerpen yang kesekian, ceritanya benar-benar pendek

Hari rabu, lagi-lagi aku lingkari kalenderku dengan spidol merah. Bukan pertanda aku datang bulan, bukan pula hari ulang tahunku atau jadwalku minum obat, rabu akan selalu special dihidupku. Di suatu hari Rabu itulah semua dimulai, hanya pada hari rabu aku melihatnya didepan pintu kamarnya, beberapa bulan terakhir ini tak pernah aku lewatkan menengok ke kiri ketika aku meluncur menuruni anak tangga dari lantai 3 ke lantai dasar rumah kost-kostanku, tapi rabu kali ini berbeda, aku melihatnya tak sendirian.

Ironis benar nasibku, menyukai sosok tak kukenal, sosok yang hanya kulihat di rabu pagi antara pukul 6.10 sampai 6.15, sosok yang hanya akan melempar tatapan kosong ke arahku, lalu lurus lagi ke arah pintu kamarnya dan dalam sepersekian detik lenyap ditelan pintu bernomor 2. Dalam waktu yang bersamaan aku pun hanya akan melanjutkan langkahku menuruni tiap anak tangga dengan hati tersenyum.


Thursday, February 23, 2012

Apologize

Posted by rismawid at 9:19 PM 0 comments
dan.... gue ga pernah punya niat menyakiti, Tuhan tahu dosa gue hanya padaNya, ga ingin gue menyakiti siapapun, terlebih mereka yang gue cintai, kalau lu percaya gue cinta lu, harusnya lu yakin kalau gue ga akan mau ngasih kado kecewa.

kadang memang hidup ga bisa dikendalikan sendiri, ga semua rencana yang udah disusun rapi bisa realisasi dan berbuah manis, kadang gue kalah karena tak cukup kuat mengendalikan janji, jika kata maap tak berguna lagi, dengan apa gue harus tebus kekalahan gue?

Sunday, February 5, 2012

nine hours from TME

Posted by rismawid at 9:44 PM 0 comments
Perjalanan 9 Jam menghasilkan tampang-tampang kaya gini!!! ini loh Purwokerto!!
Tepat di depan rumah sang manten, terhampar sawah yang teramat luas, udah ga ada tuh di Jkt yang ijo-ijo gini
biar di mobil desek-desekan tetep petakilan, ga pada mau diem

Apapun tujuannya, sempatkanlah mencicipi wisata alam daerah sekitar, by the way kalo disini dingin laen banget sama sawah diatas
tetep yah dikit-dikit karauke, galau karauke, seneng karauke, ultah karauke, perayaan2 karauke, sampe kondangan pun ada sesi karaukenya. ckckkckc
style nya kurang kompak, kurang kondangan banget
Inilah sang manten yang jauh-jauh kita kunjungin
(27-29 Jan, 2012)

Friday, January 13, 2012

kesempatan itu bukan untukku

Posted by rismawid at 12:39 PM 0 comments
lagi-lagi cerpen yang ga tau layak apa engga dipublikasikan!!

"Apa yang ditunjuk patung ini ya? Aku dipersimpangan jalan tak tahu sedang menunggu apa, jika aku menengadahkan kepalaku ke atas jembatan aku meihat patung mengacungkan tangannya ke arah utara, kondektur bilang ini Pancoran".
"Kamu lagi di Pancoran Gi?"
"Sepertinya begitu".

 

Hot Tea Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos