Saturday, May 26, 2012

Aku bukan negara

Posted by rismawid at 8:46 PM
Lagi, lagi, lagi, dan lagi. Janji, janji, janji, dan janji lagi. Satu kali pun tak ada yang kau tepati, dalih-dalih kebetulan, lagi-lagi kau ingkari janji. Janji lagi, ingkar lagi, marah lagi, bertengkar lagi, berkali-kali tak ada habisnya. Aku bukan negara, kita tak terikat secara perdata ataupun pidana, lalu kenapa aku meuntutmu berjanji. Bodoh. Bodoh bukan main aku, untuk apa aku berbuat begitu? kau bukan siapaku, tak ada hal ihwal apa pun yang mengikat kita. Kau berhak menggunakan waktu dan inginmu sesuka hatimu. Lalu kenapa aku harus marah ketika kau ingkari janji yang kutuntut darimu? Ah tolol sekali aku.

Coba tegaskan padaku, kita memang tak terikat apapun bukan? tak kusangka aku sebodoh ini, bertahun-tahun memposisikan diri sebagai negara dan punya peraturan hukum. Lalu kau warga negara yang diwajibkan mengikuti semua hukum yang berlaku di negaraku. Ingin lari meninggalakan planet ini rasanya jika ingat betapa bodohnya aku.

Baiklah, aku sudah sadar, tak usah libatkan hati lagi. Aku manusia, tepatnya seorang perempuan. Mencabik diri sendiri tentu bukan hal mudah, tapi akan kulakukan. Silahkan berbuat sesukamu, tak perlu merasa dibayang-bayangi peraturan atau janji. Tak perlu berjanji lagi karena kutahu tak sedikitpun kau berniat menepati janjimu. Jadi tak akan kupaksakan lagi. Tak perlu tanya keadaanku, karena untuk urusan teman wanitamu, aku akan membisu, mataku akan kupaksakan buta, kubuat tuli telingaku, dan kubuang hatiku ke dasar lautan yang tak bertepi, lalu otakku? bagaimana otakku? bisakah dia mendadak hilang ingatan saja jika lagi-lagi kutemui kau dengan teman wanitamu?

"Tidak ada apa-apa, kami hanya mengobrol, hanya basa-basi"
Itu pembelaanmu. Kau selalu bersikeras membuatku tampak bodoh dengan marahku. 
Sudah cukup, tak perlu memberiku lagi alasan-alasan. Aku tak mau marah lagi. Cinta itu pemaaf, cinta itu percaya, cinta juga membuat bodoh, dan cinta juga perlahan akan menyulapku menjadi aktris sandiwara kawakan. Jangan khawatir, aku tak akan marah lagi, betul aku tak akan marah lagi. Aku telan semuanya sendirian saja. Pahit dan getirku tak akan kubagi dengamu. Hanya senyum yang akan kubagi denganmu. Biarlah hatiku yang didasar laut saja yang menagis sendirian. Aku lelah dengan marahku, aku bosan dengan semua kejujuranku. Jika ini maumu, dengan terpaksa ketulusan pun tak akan lagi kubagi denganmu.

Maafkan aku, terkadang getirku mengalir dengan deras, sehingga mataku tak kuasa membendung. Jangan tanya aku kenapa? aku hanya ingin menangis sampai tertidur. Lalu terjaga kembali saat emosi yang medidih telah menguap dan meneteskan butir-butir embun kerinduan.

0 comments:

Post a Comment

silahkan anda berkomentar


 

Hot Tea Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos