Tuesday, November 27, 2012

Pensiun jadi buronan

Posted by rismawid at 4:36 PM
Pagi-pagi sekitar jam 6 pagi di hari Sabtu, emak gue udah mulai berisik bangunin seisi penghuni rumah, especially gue!! Apaan sih mak, masih pagi di hari libur pula. OUCH!! nyaris lupa, gue punya hajat hari ini. Yep yep urgently priority di akhir bulan Nov "Gue mau test bikin SIM" yes A lisence, orang-orang bilang sulit lho mblo test nya, emak gue bilang "udah lah teh nembak aja, ga perlu nunggu cape-cape". Dengan semangat juang menjunjung birokrasi yang jujur gue tetap memilih jalur test.

Ok, jam 7.30 gue dan nyokap beserta si kecil sasa sampai di Polres, manusia-manusia berbaju cokelat itu lagi pada apel ga tau upacara, akh ga peduli juga gue. Gue dan nyokap langsung bikin surat keterangan sehat dari klinik di dekat Polres. Mobil gue parkir di depan klinik karena gue berasa grogi harus parkir di dalam Polres.

Gue dan nyokap juga si kecil sasa terpaksa jalan kaki ke dalam area Polres. Belum 50 meter berjalan dari gerbang Polres, tiba-tiba bapak setengah tua berseragam cokelat manggil-manggil dari pintu salah satu ruangan di Polres. Gue samperin dong itu bapak-bapak, namanya JAHADI, dia tanya :
"Mau kemana?"
"Mau bikin SIM pak"
"Mau test? bikin SIM ga gampang neng, nunggu lama, belum kalau ga lulus harus ngulang lagi, buang-buang waktu"
Gue sedikit kesel tuh saat itu, maksudnya apa sih ni orang tua, dia seolah menghina konstitusi nya sendiri, dengan merendahkan birokrasi yang selama ini sudah berjalan.
"Maksudnya apa ya pak?"
"Yaa saya cuma mau bantu aja, daripada capek-capek test, lebih baik lewat jalur cepat aja, tapi biayanya lebih mahal, neng tingal bayar 350ribu, abis itu tingal poto aja"
"Trus SIM nya bisa jadi kapan pak?"
"Kalau ga ada halangan bisa hari ini, ga bisa dipastikan"
hmmm males gue, roman-romannya tukang tepu nih.
"Ah engga deh pak makasih, saya mau test aja, tempo hari saya test SIM C juga lulus murni"
"Ya silahkan kalo mau capek"
Tampang Pak Jahadi langsung berubah kecut, tanpa basa basi langsung balik badan ninggalin gue dan nyokap, dasar ga sopan!

Sampai di lokasi, gue langsung daftar dan nunggu panggilan buat ambil nomor test. Gue dapet nomor test 36 gelombang III, gue langsung cek schedule time gelombang III, Schedule terpampang di depan loket registrasi, gelombang III SIM A pukul 10.00. Yaa seperti biasa lah waktu Indonesia bagian karet jeprut, gue masuk ruang AVIS untuk ujian teori jam 11.50 ngaret nyaris 2 jam.

Di dalam ruangan ada 1 orang polisi, 1 orang polwan, dan 2 orang peserta ujian 9gue dan ga tau siapa). Ujian pun dimulai, total soal ujian ada 30, syarat kelulusan adalah bisa menjawab dengan tepat minimal 18 soal. Setiap soal diberi waktu 60 detik. Smua soal pilihan ganda, menjawab soal cukup dengan menekan tombol ABC di meja ujian.

Soal ke-30 sudah terjawab, saat itu juga result test langsung keluar, dan taraaaammm gue ga lulus hahahaha gue cuma bisa jawab 10 soal saja. Dengan tampang males gue nyamperin si polisi ujian namanya Pak ANWAR, buat nanya jika mau mengulang minggu depan, prosesnya bagaimana? Si bapak ini bukannya menjawab pertanyaan gue malah balik tanya,
"Mau jadi sekarang ga SIM nya?"
"Ya maunya sih gitu, tapi kan saya ga lulus, harus ngulang lagi minggu depan"
"Kalau mau jadi sekarang 350ribu, ga usah test"
Mati gue, ni orang mau ngeruntuhin lagi idealisme gue.
"Sebentar ya pak saya mikir dulu"
Akhirnya gue keluar ruangan, berfikir sebentar dan dengan menyesal gue balik lagi menemui Pak Anwar dan membayar 350ribu untuk SIM A tanpa test.

Ga sampai 1 jam SIM gue jadi, semua proses berjalan sangat cepat. Beberapa polisi yang tadi rada sengak dan jutek tiba-tiba pada ngobral senyum dan gue betul-betul dipermudah segala sesuatunya, bahkan formulir biodata saja gue cuma disuruh tanda tangan. Gila memang tapi gue kali ini ga berani koar-koar idealisme, karena dengan menyesal gue sudah sedikit sama dengan mereka. Rasanya sungguh beda ketika gue dengan murni lulus test untuk SIM C (I proud to be myself) tapi kali ini dengan 350rb gue dinyatakan lulus mendapat SIM A (Brock of Risma). Ya gue disudutkan pada kondisi yang serba kepeped, sesegera mungkin gue harus megang SIM A, jika tidak gue terus-teruan jadi buronan operasi Lalin.

Polisi Melayani Masyarakat.
Melayani siapa? Masyarakat yang mana?

0 comments:

Post a Comment

silahkan anda berkomentar


 

Hot Tea Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos