Sunday, April 29, 2012

Terima kasih

Posted by rismawid at 9:19 PM 0 comments
Katanya ia mengerti akan tulisanku.
Bagiku itu saja sudah lebih dari cukup. Asal ia tak bosan membaca setiap tulisanku, maka ia akan tahu betul betapa aku sangat memaknai kehidupan yang tercipta setelah kehadirannya. Pesan demi pesan yang terkandung didalamnya kuharap bisa melapangkan hatinya dan membuatnya mengerti bahwa aku tak lagi ingin beradu ego dengannya, tak lagi ingin menebar kebencian di hati masing-masing. Aku hanya ingin make a good some memories.

Katanya lagi jam enam ia ada acara dengan teman-temannya.
Sejak kami berjauhan, aku tak pernah memintanya melaporkan kemana ia hendak pergi dengan siapa ia hendak jumpa dan akan pulang jam berapa ia? Bukan karena aku tak peduli, tapi aku tak ingin membuat hidupku dan hidupnya repot, aku pasrahkan pada yang maha kuasa. Aku yakinkan diriku mempercayainya, aku yakinkan diriku bahwa ia akan menjaga hati kita. Dan sepertinya ia memang menjaga hati kita, aku sungguh terenyuh dengan sikapnya yang mencoba menanamkan benih kepercayaan. Terima kasih, aku akan merawat dan memberinya pupuk agar tetap terjaga dan tumbuh subur.

Kita sudah tak dekat lagi tapi kau selalu menguatkanku dengan kata-kata "kita tetap bisa bertemu, aku akan mengunjungimu". Terima kasih atas waktu dan tenagamu. Terima kasih kau tepati janjimu.


Tuesday, April 24, 2012

Karyawan baru

Posted by rismawid at 11:12 PM 0 comments
Tak ada yang bisa dilakukan. Enam puluh menit berlalu hanya bolak balik menatap sumber angin yang tepat berada di kepalanya, kemudian menatap lenganya yang menampakkan bulu-bulu halus yang sedari tadi tegap berdiri seperti duri bunga kaktus. Diperhatikannya lembaran-lembaran buku agenda yang menganga diatas mejanya. Lembaran demi lembaran mengayun, menari-nari tertiup angin dari atas kepalanya.

Sembilan puluh menit berlalu, hidungnya mulai menghasilkan suara-suara bising dan mulai bercucuran. Jari-jarinya yang lentik mulai memijat-mijat keningnya. Tak kuasa lagi ia pun bergegas ke cermin. Kaget bukan main, ia dapati wajahnya pucat pasi layaknya mayat hidup, kulitnya mulai mengering dan mengelupas di beberapa tempat. Parah! jangankan mengerjakan hal penting, membuat nyaman dirinya sendiri pun ia tak mampu. "Rasanya ingin kututupi semen saja cerobong udara penyejuk ini, apa harus separah ini nasib karyawan baru?" gumamnya dalam hati.

Monday, April 23, 2012

Harapan

Posted by rismawid at 8:36 PM 0 comments
Ini adalah tempat tinggalku. Memang bukan rumahku. Tapi aku merasa memiliki segenap nyawa dari tempat ini. Aku menata hidupku disini. Aku menemukan jati diriku disini. Aku menyayangi hobiku disini. Aku melabuhkan cintaku pun disini. Susah payah aku berjuang menemukan arti dari kenyamanan disini. Tetesan keringat demi keringat, kucuran air mata dan lara telah senyawa denganku. Duka kerap menyelimuti, luka menyayat setiap saat. Namun aku tak gentar untuk terus berjuang karena tawa, senyum, dan manja selalu menghasilkan gemercik semangat betapapun terlukanya aku. Bermodalkan gemercik-gemercik semangat yang menyirami padang tandus keheningan lelahku, Aku teruskan berjalan melewati setiap racun dan duri yang dihasilkan mawar hitam, karena aku yakin mawar hitam itu akan kembali memerah dan mewangi pada jam delapan malam. Suara bel berbunyi, langkah kaki menaiki setiap anak tangga kian terdengar, daun pintu pun diraihnya dan dibukanya dengan teguran Hai....

Sungguh aku tak berbohong. Aku akan sangat merindukan tempat ini beserta seluruh isi dan kenangan yang tak sengaja terukir disekitanya. Namun doaku kali ini bukan lagi ingin diberi kesempatan kembali, tapi aku ingin memiliki semangat itu lagi dimanapun aku berada. Aku telah yakin aku ingin melunakkan batu keras itu walau hanya setetes demi setetes, asalkan kau tak berpindah ke mawar yang lain.


Thursday, April 19, 2012

I love myself "part I"

Posted by rismawid at 2:18 PM 0 comments
Belajar bikin cerbung

Minggu depan Rifki menikah, damn!! enam bulan yang lalu pria ini terang-terangan gue tolak mentah-mentah cintanya. Sebulan kemudian sahabat baik gue Ami menuju pelaminan juga, oh Tuhan belum genap enam bulan Ami dan Tio pacaran, tapi... sudahlah kebahagiaan untuk Ami, gue pun akan bahagia. Tiga bulan sebelumnya gue juga dapat invitation wedding ceremony dari pria yang pernah mengisi hari-hari gue tapi gue sia-siain dan gue tinggalin demi pria yang sekarang jabatannya masih pacar gue. "Maaf Aidil aku ndak iso dateng, kantorku sibuk luar biasa". Dengan dipoles sedikit bumbu-bumbu dusta sms pun dikirm pada Aidil, ga masalah lah bohong dikit yang penting dia ga tau kalau gue agak shock dan ga kuat malu kalau harus menghadiri pernikahannya. Bukan karena masih cinta tapi betul-betul tak punya keberanian untuk muncul dihadapan mama papanya Aidil. Secara dua setengah tahun yang lalu mama papa Aidil bertanya untuk memastikan apakah gue sudah yakin terhadap putranya. Dengan percaya diri gue jawab "Iya bu Insya Alloh saya yakin". Tapi kenyataannya dua bulan kemudian putra ibu saya sia-siakan, maaf.


Siang ini seperti biasa matahari selalu melakukan sale dimana-mana membuat hati gerah dan otak terbakar, tiba-tiba saja manusia itu duduk disebelah meja kerja gue, mau apa lagi ni orang ditengah suasana gue yang panas membara deket-deketin gue, minta dibakar kali ya. Entahlah ya sama makhluk yang satu ini gue suka males dideketin, dia tuh selain suka rese, ganjen pula.

Sunday, April 1, 2012

Fajar yang nikmat

Posted by rismawid at 9:36 AM 0 comments
again my cerpen

Kidung itu hilang begitu saja ketika tanpa disengaja ia melihat sosok seorang kawan lama. Hanya kawan lama padahal. Tapi bisa memperbaiki suasana hatinya yang sedari pagi sudah dirundung mendung. Kawan lama ini rupanya tau betul bagaimana memperlakukan wanita, mungkin itulah sebabnya ia masih saja melajang di usianya yang hampir menginjak 35 tahun.

Diam-diam Tiani menyimpan kecewa demi kecewa, tanpa pernah bisa ia jabarkan, kenapa harus kecewa diam-diam? hatimu seluas apa bisa menyimpan kecewa begitu banyaknya? Tiani hanya menggeleng. Mahameru sempurna bagiku, aku tetap ingin mendakinya walau harus kecewa diam-diam. Fajar itu sudah dinikamati banyak wanita, dia terlalu nikmat. Aku tak mau dia. Biaralah aku setia pada beribu-ribu kecewaku.
 

Hot Tea Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos