Friday, July 13, 2012

Choose the second one, really?

Posted by rismawid at 10:46 PM
If you love someone at the same time, choose the second one, because if you really loved the first one you wouldn't have fallen for the second
--Johnny Depp

Ini Johnny Depp bisa aja bikin kalimat begitu, yes you damn right sir.
Bisa jadi quote di atas itu memang betul, tapi ga jarang juga orang berkata "ga seperti itu ah".
whatever lah mau berpendapat apa, toh negara kita sudah menjadi negara demokrasi bukan? katanya itu juga. Okelah saya disini bukan mau ngomongin negara demokrasi. sedikit menumpah ruah sepotong pengalaman.

Beberapa tanggal sudah terpenggal, melewati liuk lekuk jalan hidup. Ketika bertemu jalan tol, bebas hambatan tentunya, asal bukan tol Jakarta - Cikampek saja. Sepertinya datarnya hidup sangat terasa, saat itu ekosistem sangat terjaga keseimbangannya. Senada, searah, mengalir tenang tak menghasilkan percikan yang begitu berarti. Itulah rutinitas saya setiap hari semenjak 3 bulan yang lalu membawa kembali koper-koper semangat juang yang kalah karena ilusi. Mengulang pagi setiap hari, ditelan kesibukan tuntutan bertahan hidup, kembali saat gelap, sedikit santapan, lalu menuntaskan hari di dalam kamar bisu berkawan lelah dan gundah. Lumayan membosankan bukan? tentu saja, dan saat itu saya sempat menjerit-jerit dalam hati protes terhadap Tuhan, kenapa Ia tak pernah memberi saya sesuatu yang membuat saya merasakan hidup yang hidup? saya nyaris berfikir bahwa Tuhan sepertinya lupa kalau dia pernah menciptakan saya. Sampai ketika saya dipertemukan kembali dan saat itu Tuhan menjawab jeritan hati saya.

Menunggu saya belasan tahun sejak duduk di bangku SMP. Bukan ironis, tapi merasa sedikit hiperbola saja, tapi juga sedikit membuat degub-degub aneh. Saya sudah bukan kanak lagi, rayuan seperti itu terkesan murahan. Tanpa berniat memikirnkannya, rayuan murahan itu mendesing terus-terusan di ingatan. Gawat tampak mulai memecah kosentrasi. Ok saya wanita dewasa tak mungkin goyah hanya dengan rayuan murahan. Idealisme mencoba menghibur diri.



Katanya lagi ini pembuktian bahwa Tuhan tidak tidur. Pria penunggu belasan tahun ini berbincang dengan Tuhan di setiap sujudnya, memohon dipertemukan dengan wanita yang menganggap dirinya dewasa. Ini bukan lagi hiperbola tapi semacam mendongeng kepada anak 5 tahun. Ya ampun kenapa saya berfikir sedemikian keji ya? dibutakan cinta mestinya tidak seperti ini.

Saya selalu menghitung dan membuat sampling dari beberapa kasus dalam hitungan 3x, entah itu mengadopsi atau menciptakan sendiri, yang jelas itulah kebiasaan saya. Terbukti saya tidak jatuh cinta.
Sampling  yang saya lakukan sederhana saja.
  1. Waktu. Saya juga bukan manusia yang selalu tepat waktu, tapi membuang waktu tanpa penjelasan itu sangat buruk konotasinya bagi saya. Dia gagal dalam hal waktu, 2x gagal menghargai waktu saya.
  2. Saya suka dengan informasi tuntas, artinya lakukan informasi ketika janji tak lagi bisa ditepati, 2x gagal juga karena membuat informasi gantung.
  3. Menghalalkan praktek selingkuh, Jelas saya tak bisa terima, apapun alasannya menurut saya selingkuh adalah perbuatan murahan. 3x berkata bersedia menjadi pacar nomor 2.

Tuhan memang mendengar jeritan protes saya. Dia mengirimkan saya sesuatu yang hampir membuat saya hilang keseimbangan. Dia menguji saya dan memaksa saya mendongak pada kenyataan. Pria penunggu belasan tahun, dengan penuh keyakinan berusaha meyakinkan saya bahwa ialah yang seharusnya menjadi imam saya kelak. Kemudian saya kembali terbangun dan tersadar kenyataan ini sangat berbenturan dengan ia yang sudah 3 tahun bersama saya. Bagaimanan tidak, 3 tahun yang sedang saya jalani dengan penuh pengharapan hanya mengumpulkan kenangan saja, bahkan untuk suatu komitmen pun tak saya dapatkan disana. Apa yang salah dengan kita hey 3 tahun?
Kurang lebih 2 minggu, kosentrasi saya terganggu karena masalah ini, maaf untuk dia yang sudah 3 tahun bersama saya, saya sempat membuat cabang pikiran. 3 tahun penuh arti dan memori, tidak mungkin dikalahkan dengan degub sesaat, betapapun rumitnya benang kusut yang sudah jatuh ke danau ini. Saya masih menunggu mawar itu kembali merah dan membuka daun pintu dengan sapaan "hai", maka dengan sendirinya benang kusut itu akan terurai dan kembali lurus. Saya hanya dituntut lebih bersabar dan tetap menyekolahkan hati dan ilusi.

Ketika dihadapkan dengan semak belukar terkadang saya butuh sandaran dan ruang berfikir. Disitulah teman seharusnya.
Thanks to @eriksagita sudah menjadi sandaran dan ruang berfikir saya.

I didn't choose the second one, because I really loved the first one.


0 comments:

Post a Comment

silahkan anda berkomentar


 

Hot Tea Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos