Raka terkejut, ia terus berlari sampai senja keemasan itu menelannya.
“Kenapa wajahmu murung sekali Nika? Sedang bersedih?”
Ibuku selalu bisa menangkap air mukaku, bagaimanapun aku menyembunyikannya.
“Tidak bu, aku hanya sedikit kelelahan selepas bermain tadi.
“Yasudah sekarang mandi dan lekas istirahat, nanti ibu buatkan susu cokelat hangat kesukaanmu.
Mandi
adalah hal yang paling aku benci. Aku tak suka bertelanjang. Tapi ibu
selalu menyuruhku mandi, mandi dan mandi. Apa bagi ibu jika tidak mandi
berarti dosa? Ah ibu andai kau bukan ibuku pasti aku akan melawanmu. Tak
taukah kau bahwa aku sangat tidak menyukai tubuhku ini?
Sejak
aku masih menyatu dengan tubuhmu, kau sudah tahu bahwa aku akan lahir
begini. Bercak-bercak hitam yang menyerupai sisik di sekujur tubuhku membuat aku jijik jika melihat tubuhku bertelanjang tapi kau tetap saja mengajakku singgah di dunia ini. Tidakkah
kau berpikir bahwa akulah yang akan menanggung semuanya kelak?