Monday, December 17, 2012

Judas

Posted by rismawid at 8:06 PM
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku"
kalimat tersebut tentu tidaklah sulit diterjemhkan. Kau bersamaku, aku tak meragukanmu, namun kau menjualku.

Berulang kali aku sadarkan diriku, tidaklah benar aku percaya terhadapmu. Berulang kali pula aku terkecoh dan tak meyakini betapa kau menikamku. Berulang kali aku dibuatmu celaka. Kau tahu, aku tetap berusaha meyakinimu, karena diriku bukanlah manusia yang mengandalkan intuisi untuk suatu urusan. Jika bukan kau yang berkata "Ya memang aku menikammu", maka ketahuilah teman, aku akan tetap percaya terhadapmu.

Sebodoh itukah aku?

Kau pernah menangis tak ingin melepas kepergianku, kau pun mengunjungiku. Kau tahu teman, lara yang kau ciptakan sungguh terasa melekat dihatiku. Beberapa kali aku merindukanmu, meneteskan lara yang sama ketika rindu itu mengamuk. Tapi teman senyum manismu, hangat pelukmu dan tangis kehilangan akan aku pada akhirnya tergerus kepalsuan. Congkak dan ucapmu-lah yang pada akhirnya menunjukkan dirimu.

Masa lalu, dahulu, beberapa waktu yang telah kita lalui, aku sudah tak ingin mengingatnya lagi, bahkan teka teki tentang kasihmu yang busuk sudah tak mau aku cari kebenarannya.

Teman... intuisiku kali ini melonjak-lonjak minta diperhatikan, akal sehat dan etika tetap aku suguhkan terhadapmu walau aku memutuskan kita tak usah berteman lagi. Pesan terakhirku di inbox-mu akan sangat membuat kau mengerti dan tersadar, "aku tak sebodoh itu"

SC... senyummu tetap manis teman, namun pelukmu sudah kurasakan dingin, sedingin ciuman Judas ketika memjual Isa.


0 comments:

Post a Comment

silahkan anda berkomentar


 

Hot Tea Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos