Pagi ini gue kesel banget sama bos gue, bagaimana tidak
customer yang sales amountnya hampir 12M setiap bulan harus dikesampingkan
hanya karena repot mengurusi project angin. Kenapa gue bilang project angin, ya
karena konotasinya sama seperti angin, ga keliatan, ga bisa dipegang, cuma bisa
dirasain. Tapi gue mencoba berfikir positif aja deh, mungkin sales marketing itu
memang harus bisa mendapatkan angin nyata, kalo yang udah ada dan jadi nyata
itu tinggal di maintain saja, dan itu bukan hal yang terlalu sulit jika
dibanding dengan mengejar angin. Hmm ok, gue arahin mindset gue kesitu deh.
Bicara-bicara angin, kok gue tiba-tiba terbesit bahwa “mengejar
angin” familiar sekali dalam kehidupan sehari-hari, bicara-bicara kehidupan
sehari-hari rasanya ga asik kalo ga ngomongin cinta cieilah~~~ ok perhatikan
orang-orang yang mempunyai hobi selingkuh, beberapa dari mereka ada yang
menikmati perjalanan mendebarkan dan mengasyikan itu (katanya), mereka akan
lebih tertantang lagi jika target sasaran adalah “angin”. Akan terasa sangat
hebat dan membanggakan bila si angin tersebut berbuah nyata. Lalu yang nyata
tinggal di maintain saja, toh sudah jadi “bagaian dari” tak perlu high effort
lagi untuk mengejarnya. Shit happen memang, tapi beberapa pria dan wanita sudah
sangat canggih, membuat pola fikir dalam relationship menyerupai responsible
sebagai sales marketing. Simpan yang ada dan sudah nyata dalam skala prioritas
kesekian, dan jadikan “mengejar angin” sebagai prioritas utama.
Baiklah gitu aja deh, yasudah ikhlasin, berdo’a saja semoga
diberikan jodoh yang baik. Amin.
0 comments:
Post a Comment
silahkan anda berkomentar